- May 16, 2024
- Posted by: Bidang IKP
- Categories: Berita, Berita Daerah, Berita OPD, Rapat
Buranga Infokom News- Asisten bidang pembangunan dan ekonomi, Sahrun Akri, SP ,M Si mewakili Pemerintah daerah kabupaten Buton Utara diundang menghadiri dan mengikuti Kegiatan Lokakarya Nasional memperingati 100 tahun Aspal Buton yang dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Asrun Lio, P.hd mewakili Pj. Gubernur Provinsi Sultra di Kota Bau-bau, Selasa 14/5/ 2024.
Kegiatan itu mengusung Tema “Optimalisasi Pengelolaan Aspal Buton Sebagai Aset Nasional” yang dihadiri oleh para Bupati atau walikota se Sultra, Forkopimda Kabupaten Buton, para Rektor atau yang mewakili dari Universitas Haluoleo, Universitas Sulawesi Tenggara, Universitas Dayanu Ihsanudin, Universitas Muhammadiyah Bau-bau dan Universitas Muslim Buton.
Narasumber dalam lokakarya ini terdiri dari Henry Rombe, ST, Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional, Ilham Budi Sri Utomo ST.,MT Subkoordinator Pengembangan Investasi dan Kerjasama Mineral, Direktorat Pembinaan Program Minerba, Dody Virgo ST.,MA., M,Eng Koordinator Bidang Mineral Pertambangan dan Geologi Direktorat Sumber Daya Energi Mineral dan Pertambangan Kementerian PPN/ Bappenas, DR. Madi Hermadi S.Si., MM Perekayasa Ahli Madya Perkerasan Jalan Kementerian PU dan Dr Ir Hado Hasina M.Si Pemulia Aspal Butur Seal.
Menurut Sahrun Akri, Lokakarya tersebut melahirkan 5(lima) rekomendasi yang diharapkan agar semua pihak terkait bersatu di dalam mencapai Swasembada Aspal Buton. Ke Lima Rekomendasi tersebut adalah:
Pertama, memasukkan program ekstraksi atau hilirisasi aspal Buton ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) walaupun program hilirisasi hanya berfokus pada komoditas ekspor dan aspal hanya cenderung menjadi komoditas impor namun dengan meningkatkan kualitas produksi lokal serta melihat deposit aspal alam di Pulau Buton yang mencapai 662 juta ton.
Kedua, mengubah paradigma dari Program “Hilirisasi Aspal Buton” menjadi program “Swasembada Aspal Buton”. Ini bukan hanya tentang mengurangi ketergantungan aspal impor yang telah berlangsung selama 45 tahun tetapi juga untuk memperkuat posisi negara dalam Perdagangan Internasional.
Ketiga, mengajak institusi Pemerintah dan Perusahaan Swasta untuk bekerja sama dalam mempercepat pengurusan IUP pengolahan aspal serta izin pabrik ekstraksi berdasarkan studi kelayakan oleh research and technology Center (RTC) Pertamina bahwa harga aspal Buton ekstraksi lebih rendah daripada harga aspal impor.
Keempat, mendorong Assessment dan Due diligence lebih lanjut terhadap Hasil studi kelayakan RTC Pertamina untuk memahami alasan mengapa studi kelayakan tersebut tidak diimplementasikan dalam pembangunan. melainkan dalam bentuk pembangunan pabrik ekstraksi aspal serta mengetahui kendala-kendala yang perlu diatasi dalam menggerakkan industri ekstraksi Aspal Buton.
Kelima, melibatkan pihak legislatif Dapil Sultra untuk memberikan dukungan yang diperlukan serta menyuarakan inisiatif Swasembada Aspal Buton secara luas di tingkat Nasional, jelasnya.
(MC Kabupaten Buton Utara reporter/fotografer Rajab, Kontributor Sahrun)